Jumat, 16 Mei 2014

Ini salah satu tugas kuliah : MASA DEPAN INDUSTRI HIBURAN KOREA SELATAN DI DUNIA: SAMPAI KAPAN BERTAHAN ?

Sekali  kali ngepos yang rada serius ah, tugas kuliah... hahaha... ini opini lhoooo..

Sudah menjadi fenomena yang banyak diketahui dan dibahas oleh khalayak umum bahwa industri hiburan Korea Selatan menjadi salah satu yang paling mendapat perhatian di dunia saat ini. Banyak pengamat mengatakan perkembangan dimulai dari booming-nya drama Korea di Tiongkok yang kemudian berlanjut di negara tetangga lain yakni Jepang bahkan hingga Asia Tenggara. Bahkan di Eropa dan Amerika pun juga tertarik. Kemudian berkembang pula salah satu industri yang sangat digemari oleh masyarakat dunia adalah musik Korea(terutama musik pop) , atau yang lebih dikenal dengan K-pop. Melalui penyanyi-penyanyinya, baik yang solo maupun grup (boy/girlband), lagu-lagu Korea mulai mendapat tempat dalam chart-chart musik dunia. Contohnya adalah girlband Wonder Girls’ melalui lagu Nobody pada tahun 2009 berhasil masuk 100 besar chart Billboard.[1] Selanjutnya produk-produk hiburan lain pun berkembang mengikuti langkah kedua industri diatas.
            Melihat bagaimana berkembangnya industri hiburan Korea sekarang ini tidak akan bisa lepas dari sejarah masa lalu. Memang pada masa lalu, terutama di era militer, industri yang diutamakan adalah manufaktur, namun bukan berarti hiburan tidak mendapat hiburan. Pemerintahan militer melakukan rekstriksi terhadap media dan hiburan asing serta mendorong media domestik untuk mengembangkan produk-produknya. Setelah era militer, industri hiburan tidak hanya semakin memperkuat diri di rumah sendiri, namun juga diperluas ke negara tetangga dan kemudian menyebar ke dunia hingga sekarang. Pertanyaannya, akan sampai kapan industri hiburan Korea Selatan ini bertahan di internasional ?
            Jelas bukan pertanyaan yang mudah dijawab. Perlu melihat dari segala sisi untuk menganalisis lamanya masa hidup industri hiburan Korea di dunia. Namun paling tidak ada 3 hal yang bisa kita lihat, yang selama ini menentukan kesuksesan industri ini, yaitu : konsumen, pemerintah, dan infrastruktur pendukung. 
            Jika kita ingin menjual suatu produk sudah pasti kita harus mencari konsumen. Banyak sedikitnya konsumen akan menentukan kelangsungan produk tersebut. Industri hiburan Korea mempunyai konsumen yang sangat menjanjikan. Untuk konsumen domestik sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Di luar negeri, konsumen utama banyak berasal dari Asia Timur dan Asia Tenggara, dan cukup mendapat tempat juga di benua Eropa dan Amerika. Secara jumlah mungkin tidak besar, namun segmen yang dituju memberikan potensi yang berbeda. Ya, kawula muda merupakan segmen yang paling banyak menjadi konsumen dari industri hiburan Korea. Apa yang ditawarkan para remaja pecinta K-pop dan produk-produk lain adalah kecintaan mereka yang tinggi, dan terkadang berlebih sampai fanatik. Mari kita lihat contoh berikut ini : 1. Dari Korea Selatan, salah satu boyband yang sedang naik daun, EXO, akan mengadakan konser tunggal pada akhir Mei nanti. Tiket dijual pada 16 April lalu dan menciptakan rekor yang mencengangkan, karena habis dalam waktu 1,47 detik, luar biasa.[2] 2. Di Indonesia, tahun lalu dikunjung salah satu girlband papan atas Korea Selatan, yakni Girls’ Generation (SNSD), yang akan mengadakan konser bertajuk World Tour. Hampir sama dengan EXO, beberapa kategori tiket habis dalam waktu hanya 5 menit. [3] Dari dua contoh diatas dapat kita lihat betapa luar biasanya fans-fans dari para artis Korea. Tak hanya konser, banyak diantara mereka yang membeli merchandise, CD ataupun barang-barang lain yang terkait dengan idola mereka. Pendapatan yang diperoleh jelas mampu menyokong industri hiburan untuk terus mengembangkan usahanya.
            Selanjutnya adalah pemerintah melalui kebijakan-kebijakannya. Baik secara langsung maupun tidak, banyak kebijakan dibuat untuk menyokong industri hiburan Korea. Era Kim Dae-jung menjadi salah satu pemerintahan yang menancapkan tonggak penting dalam perkembangan industri tersebut. Presiden Kim membuat banyak kebijakan-kebijakan untuk memajukan budaya Korea karena setelah krisis, dibutuhkan alternatif baru untuk kembali membangkitkan ekonomi yang sudah terpuruk. Pengembangan Kementrian Kebudayaan, fasilitasi arus modal, membentuk organisasi-organisasi khusus untuk mendukung penyebaran budaya merupakan beberapa contoh kebijakan yang dibuat oleh Presiden Kim. Selain itu pemerintah memberikan subsidi-subsidi ke beberapa industri hiburan. Misalnya saja subsidi ke ekspo-ekspo maupun konser musik bekerja sama dengan entertaintment agencies lokal seperti SM Entertaintment, Star Kingdom, dan Cube Entertaintment. [4] Pemerintah juga membantu mempermudah sistem distribusi melalui organisasi pendukung tadi, seperti misalnya Korea Record Center Network (KRCNet) yang merupakan investasi gabungan pemerintah dengan 15 studio rekaman.[5]
            Terakhir adalah infrastruktur pendukung, yang sebenarnya berkaitan erat dengan pemerintah karena mereka juga yang membuatnya. Salah satu infrastruktur yang mendukung industri hiburan Korea adalah internet. Seperti yang sudah banyak diketahui, internet Korea Selatan adalah yang tercepat koneksinya di dunia. Masyarakat mereka pun sangat melek terhadap teknologi karena dianggap akan sangat menunjang pendidikan. Hebatnya internet Korea tidak lepas dari rencana besar pemerintah yang memang juga ingin memajukan industri teknologi informasi. Dimulai dari sebelum krisis yakni 1996, setahap demi setahap Korea mulai memajukan internet melalui memajukan internet melalui Cyber Korea 21, e-Korea Vision 2006, Broadband IT Korea Vision dan U-Korea Master Plan , dengan sasaran menciptakan lingkungan yang berbasis teknologi informasi, baik masyarakat maupun pemerintah, sekaligus mampu menyediakan akses internet yang terjangkau dan cepat. Industri hiburan pun mendapatkan keuntungan dengan adanya basis internet yang cepat. Musik misalnya menempatkan produknya sebagai konten-konten dalam beberapa situs terkenal di dunia maya, sehingga mempermudah akses orang yang tidak bisa melihatnya melalui media lain seperti televisi. Youtube, situs penyedia video menjadi lahan bagi musik K-pop. Ingat PSY? Melalui 2 video klip musiknya, dia memecahkan rekor-rekor di Youtube. Mengalahkan penyanyi-penyanyi dari Barat yang selalu menjadi idola, video “Gangnam Style” menjadi video pertama di dunia yang ditonton oleh 1 miliar pengakses situs Youtube.[6] Rekor lain yang diciptakan video ini adalah menjadi video yang paling banyak disukai dengan jumlah sekitar 2 juta yang mengklik “Like”.[7] Tak hanya itu, selama 31 minggu berada di chart dunia Billboard, lagu ini mampu mencapai posisi 2.[8] Sungguh pencapaian yang fantastis. Video klip selanjutnya, “Gentleman” berhasil mencatat rekor sebagai video dengan penonton terbanyak selama 24 jam setelah pertama kali diunggah dengan 38 juta penonton.[9] Di chart Billboard, peringkatnya tidak sebagus “Gangnam Style” karena hanya berada di peringkat 5.[10] Namun industri yang benar-benar didukung karena cepatnya internet ini adalah industri game online. Korea Selatan memang dikenal sebagai rajanya game online. Wajar dengan cepatnya internet, mempermudah para pengembang game untuk menciptakan game-game baru. Laporan yang ditulis oleh KOCCA (Korean Creative Content Agency) pada 2013, memperlihatkan bahwa ekspor untuk game online pada tahun 2012 saja sudah mencapai 2,4 triliun dollar Amerika.[11] DFC Intelligence, salah satu lembaga yang mengamati perkembangan teknologi hiburan, memperkirakan bahwa di 2016 nanti, industri game online Korea akan meledak hingga mencapai pendapatan lebih dari 5 triliun dollar Amerika.[12] Sebuah peningkatan yang luar biasa hanya dalam waktu 4 tahun saja dan jumlah tersebut jelas bukan jumlah yang sedikit.
           Bisa dilihat bagaimana 3 hal tersebut menjadi penyokong yang kuat bagi menyebarnya industri hiburan Korea. Kehilangan satu saja akan membuat industri ini goyah. Kehilangan semuanya sangat mungkin berarti bahwa saat itulah industri hiburan Korea akan sulit bertahan di dunia. Barat masih menjadi kompetitor yang kuat, negara tetangga seperti Jepang dan Tiongkok pun tidak bisa dianggap remeh. Bagaimana industri ini mampu menjaga 3 elemen diatas agar selalu mendukungya, akan menjadi kunci penting untuk menjawab sampai berapa lama akan bertahan dalam industri hiburan dunia.




[1] Doobo Shim, “Waxing the Korean Wave”, 2011, hal. 15

[2]Tiket Konser EXO Habis Terjual Tak Sampai 2 Detik” diakses dari http://www.kpopchart.net/2014/04/tiket-konser-exo-habis-terjual-tak.html pad tanggal 10 Mei 2014

[3][News] Hanya Dalam Waktu 5 Menit, Tiket Konser Girls' Generation di Jakarta Habis Terjual” diakses dari
http://www.kpopchart.net/2013/08/news-hanya-dalam-waktu-5-menit-tiket.html#axzz31PQ8bCTk pada tanggal 11 Mei 2014
[4] MCST Korea Selatan dalam tulisan Seung-Ho Kwon & Joseph Kim, “The cultural industry policies of the Korean government and the Korean Wave”, 2013 hal 12
[5] Ibid

[6]“Gangnam Style capai rekor satu miliar” diakses dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/12/121222_ganganmstyle_capai_1miliar.shtml pada tanggal 11 Mei 2014

[7] “Gangnam Style Pecahkan Rekor Dunia Guinness” diakses dari http://www.tempo.co/read/news/2012/09/24/112431473/Gangnam-Style-Pecahkan-Rekor-Dunia-Guinness pada tanggal 10 Mei 2014
[8] Chart history artist PSY, diakes dari http://www.billboard.com/artist/277142/psy/chart pada 11 Mei 2014
[9] Deliusno,”Psy kembali pecahkan rekor” diakses dari http://tekno.kompas.com/read/2013/04/23/11530121/Psy.Kembali.Pecahkan.Rekor.YouTube pada tanggal 11 Mei 2014
[10] Chart history artist PSY, diakes dari http://www.billboard.com/artist/277142/psy/chart pada 11 Mei 2014
[11] KOCCA,”Guide to Korean Games Industry and Culture, White Paper on Korean Games”, 2013, hal 7
[12] Ben Strauss, “ Korean games market projected to hit $5 billion by 2016” diakes dari http://www.gamesindustry.biz/articles/2012-04-26-korean-games-market-projected-to-hit-USD5-billion-by-2016-say-analysts pada tanggal 10 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar